
Visiting South Korea has been on the highest bucket list for a long time, I actually had planned to visit South Korea at the moment I got accepted to work in my current company since 3 years ago, udah rencana dari tahun lalu banget bakalan ke SoKor tapi lagi-lagi hanya wacana aja karena keborosan diri sendiri, jujur banget dari awal kerja di tahun 2016 setiap bulannya gaji bersih dan uang hasil dari blogging/sosial media bener-bener habis gak bersisa sama sekali, ntah itu habis buat belanja, makan makan diluar, traktir temen-temen + liburan dosmetik hahaha ada sih nabung Rp 500.000 di awal tahun itupun terpaksa karena disuruh orangtua, toh uangnya juga masuk ke rekening tabungan masa depan di BRI (yang dimana gak boleh di gunakan sama sekali sampai nanti aku mau nikah hahaha buku tabungan dan atmnya pun dipegang mama). Kemudian di tahun 2017 aku sudah mulai berkurang borosnya dengan berani nabung 1juta tiap bulannya di bank BRI, ikut arisan keluarga dan di store bareng teman-teman visual di Balikpapan dan di Jakarta, pokoknya seperempat gaji bener-bener buat arisan, sebagian uangku juga aku pinjamin ke teman-teman kerja yang butuh uang, mikirnya sih pas gajian bulan depan uangnya jadi banyak, itupun tetap aja habis juga uangnya karena kesenangan uangnya jadi lebih banyak hahaha.
Sebenarnya agak sedih dengan kondisi finansial di 2 tahun ke belakang, bener-bener punya uang langsung habis gitu aja kayak gk ada makna/kenangannya sama sekali, capek-capek kerja dan bikin konten, eh uang ludes gitu aja hahaha (ya meskipun saldo di rekening BRI terus bertambah) tapi aku tetap merasa boros karena saldo di rekening gaji di BCA gak bisa sama sekali ada uang yang kesisa tiap bulannya hahahaha padahal mau di ingat berkat dari kerjaan blogger di tahun itu udah lumayan banget + gaji bersih di kerjaan tetap juga udah puji Tuhan banget untuk ukuran fresh graduate kayak aku.
Sampai tiba di akhir tahun 2017, Tuhan baik banget menyadarkan aku lewat seseorang yang lebih bijak dan dewasa dalam mengatur keuangan walaupun cuma sebentar banget bertemu, I can say that he brought something's good in my life. Di tahun 2018, aku pun mulai berani nabung 2 juta tiap bulannya, dan masih intens ikut arisan keluarga & arisan berlian anak-anak store di Balikpapan + arisan dengan mentor-mentor di Jakarta, tiap dapat kerjaan blogger bener-bener gak boleh disentuh sama sekali karena emang niat banget 2018 harus ke Korea.
2018 became one of my Best Years in my life, meskipun penuh dengan kepahitan di awal-awal tahun dan akhirnya bisa merasakan manisnya 2018 di pertengahan tahun sampai saat ini, aku pun gak bisa berhenti bilang Tuhan Yesus sungguh baik, karena di tahun 2018 ini aku merasa banyak perubahan baik dalam diriku, mulai dari jadi bisa banget menabung dengan giatnya, hidup penuh kedamaian hati karena udah gak terlalu mikirin omongan jahat orang-orang tentang diriku karena merasa aku beda dengan mereka, mulai menjauh dari orang-orang toxic, aku pun belajar memulai mencintai diriku sendiri dan sudah gak terlalu bergantung ke orang tua apalagi ke teman-teman sekitaran, berani straight forward ke orang lain, berani bilang "tidak" ke orang-orang. I can truly show people who I am, how I feel and how I think.
2018 juga menjadi tahun dimana aku mulai kembali aktif lagi menjadi pianis di gereja, setelah 2 tahun udah balik lagi ke Balikpapan tapi selalu ngumpet gak mau bertugas karena rasa "malas", mulai rajin ngeblog kembali, dalam tahun ini pun aku berhasil menjadi guest speaker membahas bidang yang aku sudah tekuni sekian lama (blogging & beauty) di 3 local events di Balikpapan, sungguh tahun yang bener-bener merubah aku jadi lebih percaya diri dengan kemampuan yang aku punya. Banyak banget bucket list yang sudah aku tulis di notes HP aku dari jaman kuliah terkabul di tahun ini. Di tahun ini pun aku berhasil membuat mama dan papaku syok karena aku bisa urus visa sendiri tanpa meminjam buku tabungan apalagi uang mereka untuk keperluan rekening koran (berhubung aku menggunakan jasa travel agency untuk mengurus visa di Balikpapan, pihak agensi mengharuskan rekening koran minimal harus 35juta), bener-bener kaget bukan main karena mereka tau aku ini boros banget tapi ternyata anaknya bisa menabung. Meskipun di awal aku mencoba menyodorkan rekening BRI yang memang pasti lolos kalau mau liat saldonya (ya karena bukan aku aja yang menabung di rekening itu, orang tua juga masih memberikan pocket money untuk bekal di masa depan) tapi dari pihak travel agency disini tetap meminta rekening lain yang dimana uang keluar dan masuknya aktif karena rekening BRI aku emang gak ada riwayat uang yang keluar sama sekali, adanya uang masuk terus (ya gimana ya aku gak pernah diperbolehkan untuk menggunakan uangnya sama sekali hahaha) dan aku pun akhirnya menggunakan rekening BCA (yang merupakan rekening gaji + rekening aktifku satu-satunya), aku ingat banget waktu itu sibuk urus visa di bulan September lalu isi saldonya cuma 22juta (uang hasil nabung ceperan kerjaan blogger-guest speakers dan sisa sisa gaji tiap bulannya), seriusan deh sebuah pencapaian bagi diriku yang bisa mengumpulkan uang mengendap di rekening BCA sebanyak 22juta selama 9 bulan itupun udah kepotong uang tiket pesawat PP dan hotel selama di Korea (karena gak pernah mikir untuk menyodorkan rekening koran BCA sama sekali).
Akhirnya pihak agensi langsung mau menguruskan visa korea-ku karena dokumen sudah lengkap, dan aku pun memberikan dua rekening koran dari rekening BCA dan rekening BRI ke mereka (awalnya kalau gak ngasih rekening aktif, mereka menyarankan untuk urus sendiri ke Jakarta yang dimana menurutku uangku akan habis banyak cuma untuk urus visa doang hahaha). Total biaya membuat visa Korea pada bulan September 2018 adalah IDR 730.000, menurutku masih dalam batas wajar karena aku tidak perlu membuang uang lebih banyak lagi untuk mengurus sendiri ke Jakarta (biaya tiket PP Jkt-Bpn, biaya akomodasi, biaya transportasi, dll).
Emang bener deh apa kata pepatah satu ini, "when there's a will, there's a way", kalau emang punya niat yang sebanding lurus dengan aksi, semuanya bisa terwujud kok. So here I am now, anak tengil yang borosnya minta ampun akhirnya bisa berliburan sendiri ke negara impiannya dengan uangnya sendiri. Never stop dreaming and achiving those dreams, guys.
______________________________________
9th November 2018, I took my annual leaves (10 days) for this solo trip, for domestic flight from Balikpapan to Jakarta I was using my brother's Garuda point (yup dapat berkat tiket PP Balikpapan Jakarta sebagai hadiah ulang tahun dari kak Olan), aku memutuskan untuk menginap semalam di kota Jakarta sebelum berangkat ke Korea.

Waktu itu cuma diantar papa bareng kak Onal dan juga papi, mama gk ikut nganter karena lagi ada di Modang ada acara keluarga.

Alasan aku menginap semalam di Jakarta supaya bisa menyempatkan waktu bertemu langsung dengan Charis people; Livia and Shana karena mereka emang lagi menetap di Jakarta untuk proyek Charis. Seperti kalian tau, I am one of Charis Celebs so I made an appointment to have a quick meeting with them through DM Instagram in October, we had super fun meeting that day; talking about Charis' project, retail life, and much more topic. Shana and Livia also gave me beauty tips, some good informations about what to do and where to go when I'm in Seoul.
______________________________________
The next day, I took my morning flight to South Korea, I booked this round trip flight tickets in September, I chose Singapore Airlines again (which means I have to transit in Singapore for 2 hours) haha but it's okay lah ya harus transit toh Changi airport tidak membosankan sama sekali, aku malah jadi punya waktu untuk explore terminal baru Changi, hari itu juga aku sempat mengunjungi Butterfly Garden di terminal 3 Changi dan nonton Hotel Transylvania 3 di bioskop bandara.

Oia trip kemarin aku dapat tiket murah Jakarta-Korea cuma IDR 5.200.000 juta di traveloka, tanpa pikir panjang aku pun langsung pesen setelah cuti di approve sama store manager aku, yang bikin aku gk mikir lagi sih karena sebenarnya uang tiket PP Jakarta-Korea ini aku dapatkan hasil kerjasama dengan Charis, jadi dipertengahan bulan Juli aku dapat reward sebesar 394 dollar atau sekitar 5,5juta karena waktu itu aku melakukan kolaborasi dengan Charis di blog post ini https://www.somethingrealserious.com/2018/04/7-days-with-romand-juicy-lasting-tints.html

Keluar negeri dengan Singapore Airlines bukan yang pertama kalinya, aku pertama kali naik SQ tuh waktu ke Jepang di tahun 2014. Dan aku sangat nyaman menggunakan maskapai penerbangan ini dan tentunya gak pernah merasa kecewa dengan makanannya serta pelayanannya.

I arrived in South Korea by September 10th 2018, in the middle of night around 11 PM. Turun dari pesawat langsung syok karena mikirnya bandara bakalan sepi banget karena udah tengah malam eh gak tau pas liat antrian panjang di imigrasi langsung buyar konsentrasi karena ingin mengejar kereta terakhir ke Seoul station.


Pada akhirnya aku pun telat ngejar kereta terakhir hari itu karena masih celingak celinguk kebingungan di Incheon airport yang gedenya sama kayak Changi airport, waktu itu sempat iseng mau naik taksi ngecek di internet ya ampun mahal banget tarifnya, ku urungkan niat karena bawa cash Won juga dikit banget hari itu.

Awalnya dari masih di Balikpapan udah niat pengen banget malam pertama di Korea harus nyobain Korean jjimjilbang dengan menginap di Siloam Sauna deket Seoul station (tempat sauna terkenal di Korea) tapi akhirnya malah jadi menginap di Spa on Air, sauna kecil di terminal 2 bandara Incheon deh. Itupun aku harus menunggu sekitar 2 jam lebih baru bisa masuk ke Spa On Air karena emang lagi penuh (sekitar jam 2 pagi baru bisa masuk untuk istirahat di tempat saunanya). Biaya yang aku habiskan di Spa On Air kira-kira 7.000 Won (dengan rate 1 won pada saat itu 13,10 rupiah).

Awalnya dari masih di Balikpapan udah niat pengen banget malam pertama di Korea harus nyobain Korean jjimjilbang dengan menginap di Siloam Sauna deket Seoul station (tempat sauna terkenal di Korea) tapi akhirnya malah jadi menginap di Spa on Air, sauna kecil di terminal 2 bandara Incheon deh. Itupun aku harus menunggu sekitar 2 jam lebih baru bisa masuk ke Spa On Air karena emang lagi penuh (sekitar jam 2 pagi baru bisa masuk untuk istirahat di tempat saunanya). Biaya yang aku habiskan di Spa On Air kira-kira 7.000 Won (dengan rate 1 won pada saat itu 13,10 rupiah).

Sambil menunggu kuota pengunjung berkurang di Spa On Air, aku memanfaatkan waktu yang ada untuk keliling dari terminal 2 ke terminal 3 menggunakan shuttle bus gratis punya bandara untuk beli T-Money card (kartu untuk transportasi umur; subway/kereta, bus selama di Korea) di terminal 3, bener deh malam itu aku gak ngerasa ngantuk sama sekali saking senangya karena bener-bener udah nyampe di Korea. Untuk T-Money card aku belinya dengan harga 5.000 won di GS25 (sejenis indomaretnya Korea gitu), waktu itu nyari di Seven Eleven bandara yang dijual cuma Cash Bee card aja. Dan beberapa tempat makan dan mini mart udah pada tutup karena baru keluar dari area imigrasi dan ngambil bagasi sekitar 12.15 PM.

Katanya sih belum resmi ke Korea kalau belum rasain banana milknya dan honey butter chips (totalnya sisa kalau gak salah ingat 3,600 won, yup sekitar Rp 47.000 untuk cemilan aja), jadi belanjaan pertama yang aku beli di Korea ya banana milk ini yang sungguh rasanya aku gak suka sama sekali.





Oia, pertemuanku dengan Farras ini yang pertama kalinya banget, we've been friends since 2011 through virtual world, aku kenal dia dari Twitter karena aku berniat meneruskan pendidikan S2 di Korea lewat beasiswa KGSP bareng doi, oia tahun 2011 itu Farras masih SMA ya dia mau ngurus beasiswa S1-nya di Korea University tahun itu. Tapi nasib berkata lain, aku memutuskan untuk bekerja hingga sekarang, sedangkan dia udah mau lulus S1 aja dari Korea University hehehe. Pokoknya dari 2011 itu kita saling kontak-kontakan sampai sekarang.

I decided to meet Farras at H&M Myeongdong (the flagship store), setelah itu kita lanjut berburu sneakers baru karena dari Indonesia aku cuma pakai sendal bulu hadiah ulang tahun Moon Young dan Cece aja.



Next destination; Han River. We went there by train. Udah agak gelap langitnya karena berangkat dari Myeongdong sekitar jam 5 sore, terus pas nyampe disana hujan gerimis tapi gak menghentikanku untuk tetap ambil foto OOTD.
I guess Korean people really care about nature a lot that they do have beautiful parks for people to sit and enjoy their time, I can always find peaceful places to relax and be inspired.




Seriously, I didn't expect Seoul to be that cold, I had to wear 4 layers that day; a maxi dress + black tights, a tartan shirt, a red coat and a thick fake fur coat. Di Korea untuk musim gugur di bulan November, suhu dinginnya sungguh menusuk banget sampai tulang, gak bisa mikir gimana kalau sudah masuk musim salju deh disini hahaha dari awal sebenarnya temanku Farras dan Shana Charis udah ngasih tau sih kalau di Korea itu bakalan dingin banget tapi aku kurang mendengarkan omongan mereka, mikir semua musim gugur itu sama aja, karena waktu musim gugur di Jepang aku tahan-tahan aja sama cuacanya cuma modal pakai legging tebal + sweater atau stocking + dress + 1 coat aja tiap hari.


Favorite place so far, Line Friends Store & Cafe, Itaewon.







